Selasa, 04 April 2017

PT. KIRANA - ZIRKON MINING KALIMANTAN TENGAH

KEADAAN UMUM



II.1. LOKASI DAN LUAS DAERAH PENYELIDIKAN 
Ijin Usaha Pertambangan (IUP) Eksplorasi yang dimiliki oleh PT. KIRANA BHUMI MINERAL. terletak di wilayah secara geografis berada di wilayah Desa Bukit Batu, Kecamatan Mantangai, Kabupaten Kapuas, Propinsi Kalimantan Tengah, lihat Gambar II-1“ Peta Wilayah Situai IUP Eksplorasi a.n PT. KIRANA BHUMI MINERAL .
Hak Ijin Usaha Pertambangan (IUP) Eksplorasi ini didasarkan pada Surat Keputusan Bupati Kabupaten Kapuas Nomor 822/Distamben Tahun 2014 Tanggal 22 September 2014 yang dikeluarkan oleh Bupati Kapuas, yang lokasinya berada di daerah Desa Bukit Batu Kecamatan Mantangai, Kabupaten Kapuas, Propinsi Kalimantan Tengah, dengan luasan areal 2.040 Ha kepada PT. KIRANA BHUMI MINERAL.
Koordinat-koordinat batas wilayah Izin Usaha Pertambangan (IUP) PT. KIRANA BHUMI MINERAL dapat dilihat pada Tabel II - 1.

Tabel II - 1. Koordinat-Koordinat Batas Izin Usaha Pertambangan (IUP)
No
LINTANG SELATAN (LS)
BUJUR TIMUR (BT)
1
1
43
37,53
114
20
09,61
2
1
43
37,53
114
19
22,50
3
1
40
56,20
114
19
22,50
4
1
40
56,20
114
20
38,60
5
1
42
38,42
114
20
38,60
6
1
42
38,42
114
21
37,28
7
1
43
31,57
114
21
37,28
8
1
43
31,57
114
22
30,77
9
1
44
15,26
114
22
30,77
10
1
44
15,26
114
20
09,61

Lokasi wilayah Ijin Usaha Pertambangan (IUP) Eksplorasi Zirkon PT. KIRANA BHUMI MINERAL seperti ditunjukkan pada peta pencadangan wilayah yang diterbitkan oleh Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Kapuas secara Administrative masuk di Bukit Batu Kecamatan Mantangai, Kabupaten Kapuas, Propinsi Kalimantan Tengah.
Total luas wilayah Ijin Usaha Pertambangan (IUP) Eksplorasi berdasakan SK Bupati Kabupaten Kapuas Nomor 822/Distamben Tahun 2014 Tanggal 22 September 2014 Tentang pemberian Ijin Usaha Pertambangan (IUP) Eksplorasi Zirkon kepada PT. KIRANA BHUMI MINERAL adalah 2.040 Ha. Luas wilayah daerah prospek 429,3 Ha pada Wilayah Ijin Usaha Pertambangan (IUP) Eksplorasi PT. KIRANA BHUMI MINERAL yang selanjutnya disebut wilayah penyelidikan, termasuk dalam sebaran Batuan Formasi Dahor dan Aluvium.

II.2. KESAMPAIAN DAN SARANA PENGHUBUNG DAERAH PENYELIDIKAN
Sesuai dengan Surat Keputusan Bupati Kapuas yang dimiliki oleh PT. KIRANA BHUMI MINERAL, lahan konsesi PT. KIRANA BHUMI MINERAL secara Administratif terletak di wilayah Kecamatan Mantangai, Kabupaten Kapuas, Propinsi Kalimantan Tengah.
Lokasi daerah IUP Eksplorasi PT. KIRANA BHUMI MINERAL (Gambar II-1.) dapat dijangkau melalui rute alternatif, yaitu :

Ø  Jakarta menuju Palangka Raya sebagai Ibukota propinsi, Kalimantan Tengah dengan menggunakan pesawat udara yang ditempuh dalam waktu+ 1,5 jam,
Ø  Palangka Raya menuju lokasi Kuasa Pertambangan PT. KIRANA BHUMI MINERAL berjarak + 109,5 km dapat ditempuh dengan menggunakan kendaraan roda dua dan roda empat selama + 1.5 Jam  dengan kondisi jalan beraspal.

      Dari Desa Bukit Batu sampai ke lokasi IUP PT. KIRANA BHUMI MINERAL dapat dicapai dengan menggunakan sepeda Motor melalui jalan tanah akses penduduk setempat selama ± 15 Menit. Secara keseluruhan kesampaian daerah penyelidikan dapat dilihat pada   Gambar II - 1.  Peta Lokasi dan situasi daerah penyelidikan berikut ini :


TOPOGRAFI DAN MORFOLOGI
Geomorfologi daerah penyelidikan dan sekitarnya dipengaruhi oleh jenis batuan dan endapan aliran sungai murui. Secara umum morfologi daerah penyelidikan dapat di bedakan menjadi 2 (dua) satuan yaitu, satuan morfologi Bergelombang lemah sampai sedang, dan satuan morfologi dataran Aluvial.
·         Satuan morfologi Bergelombang lemah sampai sedang dengan penyebaran yang cukup luas. Lereng landainya dengan ketinggian bervariasi antara 18 – 28 meter di atas permukaan laut. Morfologi ini tersusun oleh batuan Tersier-Kwarter dari Formasi Dahor yang berumur Pliosen –Pliestosen awal. Kenampakan anak-anak sungai yang ada di wilayah penyelidikan sebagian besar mengalir ke arah Anak Sungai Murui yang bermuara ke Sungai Kapuas ke arah Selatan. Stadium erosi sungai umumnya sungai  muda. Berdasarkan kenampakan morfologi dan proses-proses geologi yang mengontrolnya, maka morfologi di daerah penyelidikan dapat digolongkan menjadi morfologi dataran dan morfologi bergelombang sedang.
·         Morfologi dataran Aluvial dijumpai pada bagian tengah dari daerah penyelidikan dan sepanjang tepi-tepi sungai utama seperti sungai  Murui dan anak sungainya. Morfologi ini memperlihatkan kemiringan (Slope) yang agak datar dengan elevasi 7 – 15 m diatas permukaan laut. (lihat Gambar II - 3. Peta Topografi wilayah IUP).


GEOLOGI DAN KEADAAN ENDAPAN ZIRKON

Secara fisiografi daerah penyelidikan merupakan bagian dari tepian Sub-Cekungan Barito yang berbatasan dengan Cekungan Kutai, dimana pada bagian utara dan barat masing-masing dibatasi oleh Tinggian Kucing di bagian utara dan Paparan Sunda di bagian Barat, barisan Tinggian Meratus di bagian timur serta Laut Jawa di bagian selatan.
Cekungan Barito ini menempati hampir sebagian daerah Kalimantan Tengah bagian tengan dan selatan dengan bentuk memanjang hampir timurlaut-baratdaya. Cekungan Barito ini batuannya dicirikan oleh batuan sediment fluviatil yang terdiri dari batupasir, batulumpur dan konglomerat. Secara regional daerah penyelidikan termasuk dalam Peta Geologi bersistem Indonesia lembar Peta Geologi Buntok (Soetrisno, S. Supriatna, E. Rustandi, P. Sanyoto, K. Hasan, 1994). Batuan penyusun daerah penyelidikan sebagian besar terdiri dari batuan batuan sediment Tersier yang berumur PleistosenHolosen.
Berdasarkan sumber data dari Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Bandung. Daerah penyelidikan secara regional termasuk dalam Peta Geologi bersistim Indonesia  lembar Buntok skala 1 : 250.000, oleh S. Supriatna, dkk., yang di keluarkan oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi (P3G) Bandung tahun 1994.
Struktur geologi yang berkembang di Cekungan Barito relatif sederhana, hal ini teramati dari sumbu-sumbu perlipatan yang mempunyai kemiringan yang landai.
Proses tektonik mempengaruhi Cekungan Barito berlangsung pada zaman Eosen – Miosen yang menyebabkan terjadinya perlipatan batuan dari Formasi Tanjung – Formasi Warukin, sedangkan Formasi Dahor yang berumur Pliosen tidak terpengaruh oleh proses tektonik yang kuat (A.S Sumartadipura dan U. Margono, tahun 1996).

Geomorfologi Daerah Penyelidikan

Geomorfologi daerah penyelidikan dan sekitarnya dipengaruhi oleh jenis batuan dan struktur geologi. Secara umum morfologi daerah penyelidikan dapat di bedakan menjadi 2 (dua) satuan yaitu, satuan morfologi bergelombang rendah sampai dataran yang selanjutnya disebut satuan morfologi dataran rendah dan satuan morfologi dataran alluvium.
  1. satuan morfologi bergelombang rendah sampai dataran menempati bagian barat laut daerah penyelidikan dengan penyebaran sedang. Lereng landainya dengan ketinggian bervariasi antara 3050 meter di atas permukaan laut. Morfologi ini membentuk suatu perbukitan kecil yang tidak teratur yang dipisahkan oleh dataran rendah antar perbukitan. Material penyusun merupakan endapan sungai dan rawa. Sebagian lagi merupakan daerah bantaran banjir (flood plain), sedangkan rawa meliputi daerah bagian barat dan setempat dibagian selatan dari Formasi Dahor.
  2. Morfologi dataran Aluvial dijumpai pada bagian timur dari daerah penyelidikan dan sepanjang tepi-tepi sungai utama seperti sungai  Murui dan anak sungainya. Morfologi ini memperlihatkan kemiringan (Slope) yang agak datar dengan elevasi 7 – 15 m diatas permukaan laut yang terdiri dari material lepas berukuran lempung hingga kerakal, hasil proses erosi sungai, umumnya dimanfaatkan sebagai lahan pemukiman, kebun campuran dan pertanian berupa persawahan dan ladang.
  3. Berdasarkan data yang diperoleh di lapangan dikompilasikan dengan peta geologi Lembar Buntok Lembar 1714, skala 1 : 250.000 yang dibuat oleh (Soetrisno, S. Supriatna, E. Rustandi, P. Sanyoto, K. Hasan, 1994) yang diterbitkan Badan Koordinasi Survey dan Pemetaan Nasional (BAKOSURTANAL) 1994, maka di daerah penyelidikan ini didominasi oleh batuan sedimen dari susun urutan litologi yaitu formasi Dahor (TQd) dan Endapan Aluvial (Qa).
    Berdasarkan data yang diperoleh dilapangan, wilayah Izin Usaha Pertambangan (IUP) Eksplorasi PT. KIRANA BHUMI INDONESIA ini statigrafinya dari tua ke muda tersusun atas batuan dari Formasi Dahor dan Endapan Alluvium. Endapan Alluvium litologinya terdiri atas material-material lepas endapan sungai yang berukuran lempung, pasir, kerikil, sampai kerakal. Sedangkan Formasi Dahor terdiri dari batu lempung,  batu lempung karbonan dan Lignit. Formasi Dahor ini dianggap sebagai formasi pembawa Mineral Zircon (Zirco bearing formasion). Kondisi geologi daerah penyelidikan merupakan hasil rekonstruksi dan interpretasi seluruh data lapangan yang diperoleh selama kegiatan eksplorasi berlangsung, ditambah dengan evaluasi dari data hasil analisa laboratorium. 
Hasil perhitungan yang dilakukan pada blok prospek di dari wilayah penyelidikan pada blok yang dianggap potensial memiliki kandungan mineral zirkon yakni, pada Blok Prospek kandungan mineral berat (Heavy Mineral) yang terkandung pada pasir kuarsa sebesar 29.093.625 ton dengan kandungan mineral Zircon sebesar 6.465.250 ton. Jadi jumlah cadangan mineral Zircon yang ada di wilayah prospek  PT. KIRANA BHUMI MINERAL adalah :
Blok Prospek    :      29.093.625 ton Mineral berat (Heavy Mineral).
                                    6.465.250 ton Mineral Zircon (ZrSiO4)
Berdasarkan hasil eksplorasi detil diketahui bahwa cadangan Zircon di daerah prospek Blok Trial Mining sebesar 6.465.250 ton. Jika diasumsikan recovery penambangan 95 %, maka jumlah cadangan yang dapat ditambang sebesar 6.141.987,5 ton. Rencana produksi dan umur tambang pada Blok Trial Mining akan dimulai dari Blok tambang 1 sampai Blok tambang 50 (dapat dilihat pada Peta Dasain Tambang PT. KIRANA BHUMI MINERAL). Berdasarkan rencana produksi seperti tersebut dengan jumlah cadangan tertambang sebesar 6.141.987,5 ton, maka umur tambang pada Blok Trial Mining adalah 50 (lima Puluh) tahun.
Perhitungan cadangan tertambang yang diperhitungan sudah dimasukkan faktor keamanan penambangan (Mine Safety) sebesar 5 %. Adapun besaran cadangan mulai dari tereka sampai dengan tertambang dapat dilihat pada tabel berikut :
Blok
Cadangan Terukur Pasir Kuarsa (Ton)
Cadangan (Ton) (Heavy Mineral)
Cadangan Tertambang* (Ton) (Heavy Mineral)
95 %
Produksi pertahun (Heavy Mineral)

Produksi pertahun (Zircon)
Umur Tambang (Tahun)
PROSPEK
732.435.000
29.093.625
27.639.205,25
552.784,10
129.305
50
Jumlah
732.435.000
29.093.625
27.639.205,25
  552.784,10 
129.305
50 





















2 komentar:

  1. Bs minta contoh lampiran peta dan desain tambang lokasi ini gan?

    BalasHapus
  2. Email sy : aishaindotama@gmail.com

    BalasHapus